Rabu, 02 September 2015

Makalah Pengaruh PAK Masa Kini

BAB I

PENDAHULUAN
Pendidikan sudah menjadi bagian dari hidup dan panggilan gereja sejak awal, namun sebuah ilmu atau disiplin ilmiah Pendidikan Agama Kristen (PAK) baru diperkenalkan kepada gereja-gereja di Indonesia pada tahun 1955.[1] Bagi orang Yahudi Pendidikan adalah segala-galanya (orang-orang pandai di dunia, banyak orang Yahudi). Pendidikan adalah perintah Allah untuk seseorang. [2] Tiga prinsip utama dalam Pendidikan Agama Kristen yaitu meningkatkan pengetahuan akan firman Allah, memampukan peserta didik menyatakan keberadaan dirinya dalam hidup sehari-hari, serta memampukan mereka untuk dapat hidup bersama dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

Pendidikan Agama Kristen memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan Agama Kristen menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna. Menyadari peran Pendidikan Agama Kristen amat penting bagi kehidupan manusia maka tujuan penulisan tentang PAK maka pendidikan yang baik dimulai dari keluarga dan sampai dalam kehidupan  dengan lingkungan dimana seseorang mulai bersosialisasi dan berikut secara keseluruhannya seberapa besar pengaruh PAK dan hasil dari pengaruh PAK itu sendiri pada BAB seterusnya.

BAB II
LANDASAN TEORI
            Pendidikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.[3]        
            Untuk memberi gambaran tentang PAK, berikut ini diuraikan beberapa pandangan tokoh dan lembaga gereja.
Hieronimus (345-420),
            PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan (Mat. 5:48).
Agustinus (345-430),
            PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “melihat Allah” dan “hidup bahagia”. Dalam pendidikan ini para pelajar sudah diajar secara lengkap dari ayat pertama kitab Kejadian. Pelajaran Alkitab difokuskan pada perbuatan Allah .
Martin Luther (1483-1548),
            PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.


C.L.J Sherrill (1892-1957),
            PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan Alkitab kepada pelajar, sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah, memperlancar komunikasi secara mendalam antar peribadi tentang keprihatinan insan serta mempertajam kemampuan menerima fakta bahwa mereka dikuasai kekuatan dan kasih Allah yang memperbaiki, menebus dan menciptakan kembali.
            Kesimpulannya PAK yang alkitabiah harus mendasarkan diri kepada Alkitab sebagai firman Allah dan menjadikan Kristus pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu mendewasakan murid.[4]

Alkitab menguraikan pendidikan PL dan PB. PAK mendasarkan pengajarannya pada seluruh Alkitab termasuk PL. Pendidikan agama dalam PL tidak terlepas dari Pendidikan Yahudi. Pendidikan Agama dalam PL dapat dogolongkan dalam dua bagian besar dengan batas “pembuangan Israel ke Babel”.
Pendidikan agama dalam PL dimulai dari perpindahan Abraham dari daerah sekitar Efrat dan Tigris menuju Kanaan. Allah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi besar.(Kejadian 12:2-3). Umat Yahudi pada umumnya dan setiap keluarga pada khususnya ditugaskan untuk menyampaikan kekayaan iman bangsa pilihan Allah ini kepada generasi baru. Pusat Pendidikan agama terletak pada keluarga, terutama ayah yang bertanggung jawab dalam pendidikan agama kepada keluarganya (Ulangan 6:4-9).


Sebagai bangsa pilihan, orang Israel harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Perintah ini harus diajarkan berulang-ulang dari generasi ke generasi. Hal ini sudah diperintahkan dan menjadi tanggung jawab ayah untuk mengajarkan kepada anak-anaknya.
Pengajaran agama dalam PL berpusat kepada Hukum Allah dan Kurban melalui system Imamat. Allah telah memberikan sepuluh hukum kepada umat Israel (Kel. 20:1-17) dan perintah untuk mengasihi-Nya (Ul 6:4-9). Selain itu Allah juga memberikan peraturan-peraturan mengatur tata ibadah dan hubungan sosial. Umat Israel harus melaksanakan hukum-hukum dan peraturan-peraturan.
Semua yang terdapat dalam taurat dan sistem imamat dalam PL merupakan bayang-bayang dari karya Kristus dan karena-Nya. Sesungguhnya PL mengajar umat Allah untuk bersandar pada takhta anugerah Allah melalui sistem kurban. Melalui hukum-hukum yang diberikan Allah, umat Allah disadarkan bahwa mereka sebagai orang berdosa memerlukan pengampunan dari Allah JuruselamatNya. Jelaslah bahwa pengajaran agama dalam PL sebenarnya menyiapkan umat Israel untuk menyambut kedatangan Sang Mesias.
            II.2.2   Pengajar
Allah sendiri bertindak sebagai pemrakarsa dan pengajar utama pendidikan agama dalam PL (Hosea 11:1,3,4). Dalam mengajar umatNya, Allah sering menggunakan 4 golongan pemimpin orang Israel, yaitu para imam (Bilangan 3), para nabi (Yunus, Mikha dan sebagainya), Kaum Bijaksana  (Ams. 1-2, 6:11), dan Kaum Penyair (Mazmur). Disamping empat golongan tersebut, pengajaran dalam keluarga dijalankan kepala keluarga yaitu suami kepada istri atau orang tua kepada anak-anak. Anak laki-laki Yahudi sendangkan anak perempuan mendapat pengajaran ayah mereka.



II.2.3   Metode
Kepala keluarga (suami atau ayah) bertanggung jawab mengajar pendidikan agama kepada keluarganya. Metode pengajaran yang digunakan adalah menghafal (UL. 6:4-9; Ams. 22:6; Maz.119:11,105) bercerita kepada kaum muda tentang peristiwa-peristiwa yang bermagna (Yos. 4:6-7; Kel. 12:24-27). Sekolah-sekolah formal Yahudi menggunakan metode hafalan. Anak laki-laki berumur 6 tahun sudah mempelajari huruf-huruf Ibrani dan pada umur 10 tahun sudah diharapkan mampu membaca PL dalam bahasa Ibrani.
Pendidikan Agama dalam PB tidak terlepas dari Pendidikan Agama dalam PL. Tema pokok pengajaran PL dan PB adalah karya penyelamatan manusia oleh Allah. Dalam PL karya tersebut dinyatakan dalam pengajaran hukum-hukum Allah dan Kurban (yang sesungguhnya merupakan bayang-bayang dari penyelamatan manusia oleh Allah dalam Yesus Kristus). Dalam PB dinyatakan dalam pribadi Kristus, Tuhan dan Juruselamat. Dengan demikian Pendidikan Agama dalam PL mempunyai pusat pengajaran pada satu pribadi, yaitu Kristus.
Tuhan Yesus Kristus layak disebut Guru Agung karena pengajaranNya disertai Mujizat. Meskipun diakui ajaran moral (Matius 5-7) dan hubungan antar-sesama yang menekankan kasih (Matius 22:37-40) merupakan ajaran luar biasa dan tiada bandingnya, inti pengajaran-Nya berpusat pada diriNya sendiri.
Selama pelayanan-Nya di dunia ini, Tuhan Yesus Kristus memberi teladan dalam metode pengajaran-Nya untuk membangun kontak dengan pendengar, terutama muridNya. Metode-metode tersebut ialah:
a.      Menenangkan Perhatian
Ø  Menggunakan Mata (Yoh. 1:38)
Ø  Mengundang pembicaraan (Yoh 4:7-10)
Ø  Menanyatakan pertanyaan (Mat. 16:13)
Ø  Mengundang Persahabatan (Mrk.1:17)
Ø  Memanggil NamaNya (Yoh 1:42)
Ø  Menggunakan kata-kata menarik perhatian (Mrk.4:3; Luk. 19:17,31;22:10;Yoh. 3:3,5).
b.      Menggunakan Pertanyaan-pertanyaan
Ø  Sebagai simulasi perhatian (Mat. 16:13)
Ø  Menekankan Kebenaran (Luk. 10:36)
Ø  Menegur (Mat. 21:25-27)
Ø  Menyakinkan (Mrk 2:25)
Ø  Menguji (Yoh 21:15-17)
Ø  Menjernihkan Pikiran (Mrk. 10:3)
Ø  Mengungkapakan Emosi (Mat. 12:34)
c.       Menggunakan Ilustrasi dan Cerita
Ø  Memunculkan Perhatian (Luk. 8:4-9)
Ø  Menjelaskan suatu prinsip/ajaran (Luk.10:30-35)
Ø  Masuk ke dalam pengajaran (Luk. 15)
Ø  Menerapkan Kebenaran (Luk 6:47-49)
d.      Menggunakan Ceramah atau Khotbah
Ø  Khotbah di bukit (Mat. 5-7)
Ø  Pengajaran di Bukit Zaitun ( Mat. 24,25)
Ø  Pengajaran di ruang atas (Yoh 14-16)
e.       Menggunakan Benda Atau Objek
Ø  Burung, bunga, rumput (Mat.6:25-31)
Ø  Anak Kecil (Mat. 18:1-6)
Ø  Pohon buah yang kering (Mat. 13-17)
Ø  Uang Koin (Mrk. 12:13-17)
Ø  Janda yang member persembahan (Mrk. 12.41-44)
Ø  Ladang yang menguning (Yoh 4:35-39)
Ø  Pohon Anggur dan Rantingnya (Yoh. 15:1-8)
Ø  Mujizat (Yoh. 5:36)
f.       Menggunakan Model
Ø  Model mengajar yang bersasaran (Kasus Nikodemus)
Ø  Model untuk murid-muridNya bagaiaman berdoa [5]

















PENGARUH PAK MASA KINI
Manusia yang hidup sekarang dengan heran menyaksikan munculnya berbagai ideology, kultur dan agama-agama baru.[6] Sebagaimana degan perkembangan dunia yang ada saat ini, maka PAK hadir dan memiliki peran yang penting dalam setiap perkembangan yang ada bahkan berpengaruh sampai pada generasi ke generasi berikutnya. Ada beberapa hal yang penting untuk kita bisa melihat seberapa jauh pengaruh PAK dalam keberadaaannya di pada masa kini. Berikut penjelasannya:

Berkaitan dengan pluralitas masyarakat, maka Pendidkan Agama Kristen di sekolah harus terus menyumbangkan pembinaan agar pluralitas tersebut tetap sebagai potensi yang bias memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai. Kehadiran PAK di sekolah harus secara sungguh-sungguh turut menyumbangkan perannya dalam membentuk peserta didik siap dan mampu menghadapi perbedaan-perbedaan yang  ada dengan tetap setia pada imannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini.
a.      PAK bukan untuk Mengajarkan Suatu Doktrin Gereja
Keberadaan siswa disekolah berasa; dari berbagai organisasi dan aliran gereja. Hal tersebut adalah kenyataaan yang harus diterima dan diakui oelh setiap guru PAK.
b.       Bukan Pos Pelayanan Gereja
Guru PAK harus menyadari bahwa ia ditempatkan bukan atas nama gereja dan bukan membawa peserta didik masuk dalam anggota gerejanya. Guru PAK harus menjunjung tinggi, menghormati dan menghargai keanekaragaman gereja peserta didik dan mendorong mereka menjadi warga gereja yang baik dimana mereka menjadi anggota gereja.[7]

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan peran PAK. Metode yang bersudut dua. Ada sudut teori dan ada sudut praktek. Baik dapat dilakukan dalam keluarga, gereja sebagai warga gereja maupun lingkungan dimana seseorang bekerja.

Pengaruh PAK dimulai dari keluarga. Keluarga sebagai kelompok sosial mempunyai tugas menyiapkan anggotanya untuk dapat berhubungan sosial dengan lingkungan diluarnya. Dalam keluarga harus melakukan penerusan nilai-nilai yang Alkitabiah bagi anggota keluarganya sehingga dengan sendirinya gaya hidup nilai-nilai kekristenan bertumbuh dengan sendirinya dan akan bergantung juga kepada tugas dan tanggung jawab gereja dalam membina warga gerejanya dalam mengembangkan ajaran-ajaran pendidikan Kristen yang sudah dimulai dari keluarga. Pendidikan Agama Kriten tidak akan berpengaruh tanpa pendidik dan peserta didik. Jika Pendidikan Agama Kristen. Pendidik harus mengerti tentang apa itu Pak dan peranannya serta peserta didik dapat mengerti dan melakukannya sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah.
Ada beberapa hal yang penting dalam melihat seberapa besar pengaruh PAK sampai saat ini. Berikut penjelasannya,
a.      Kehadiran Gereja
Pengajaran memang tidak dititikberatkan pada hanya salah satu tugas panggilan gereja (bersekutu, bersaksi dan melayani), sebab berbicara mengenai pengajaran sebenarnya mencakup ketiga tugas panggilan gereja tersebut. Setiap tugas panggilan gereja sesungguhnya haruslah mengandung unsur pengajaran.
b.      Kehadiran Sekolah-Sekolah Kristen
Dengan kehadiran sekolah-sekolah Kristen yang dinaungi gereja-gereja yang ada menjadi salah satu bukti kesadaran untuk menerapkan prinsip-prinsip kekristenan yang alkitabiah lewat kurikulum pengajarannya.
c.       Kehadiran Sekolah Tinggi Kristen
Dengan kehadiran sekolah tinggi Kristen lebih menyatakan bahwa sarana melengkapi generasi-generasi yang memiliki Visi yang sama untuk sama-sama mengembangkan PAK pada generasi ke generasi.
d.      Penginjilan-Penginjilan lewat Media Elektronik, Media Masa dan Media Cetak
Dan terakhir bukti dari pengaruh PAK yang lebih nyata lagi adalah media yang hadir sesuai kebutuhan masa saat ini. Yang tidak mengenal status sosial hadir memenuhi kebutuhan berbagai generasi.











PENUTUP
Dari semua penjelasan tentang pengaruh PAK masa kini diatas bahwa dapat disimpulkan Pendidikan Agama Kristen berdasar kepada apa yang tertulis didalam Alkitab sehingga kita memiliki dasar dalam pengetahuan Pendidikan Agama Kristen itu sendiri. Menyadari akan dasar pengajaran Pendidikan Agama Kristen yang bersadar kepada Alkitab dengan bukti sejarah yang sudah Alkitab tuliskan bahwa PAK harus diajarkan sesuai dengan aturan-aturan Alkitab.melihat waktu yang terus berputar bahwa kebutuhan generasi ke generasi berbeda maka pengajaran dan metode yang dipakai harus berdasarkan dengan kebutuhan saat ini.
Pentingnya PAK yang dimulai dari keluarga sampai kepada lingkungan dimana seseorang berada dalam kesehariannya. Keberhasilan dari pengaruh PAK kita bisa temukan saat ini di lingkungan dimana kita tinggal. Antara lain, perkembagan kemajuan gereja-gereja, perkembangan sekolah-sekolah Kristen, hadirnya sekolah tinggi agama Kristen dan bahkan metode-metode dan sarana-sarana pendinjilan lewat media yang semakin modern orang dengan muda dapat mengakses berita lewat media sosial yang sangat muda. Keberhasilan ini tidak hanya berhenti disini saja, kita bisa melihat tantangan yang dihadapi gereja, sekolah maupun istitusi yang terkait menemukan masalah yang tidak mudah. Namun seiring berjalannya waktu Tuhan memakai banyak cara untuk menggenapi firmanNya tentang pendidikan itu sendiri.





Ø    Kepada keluarga-keluarga Kristen, haruslah menyadari bahwa amanat paling penting tentang PAK adalah keluarga. Dimulai dari keluragalah PAK itu diamanatkan kepada anggota keluarga.
Ø    Gereja-Gereja, Teruslah mengerjakan tanggung jawab gereja dalam mendidik anggota jemaatnya mengerti prinsip-prinsip kekeristenan yang bertumbuh dewasa dan berbuah.
Ø    Sekolah-Sekolah Kristen, teruslah mendidik anak-anak yang takut akan Tuhan dari generasi ke generasi. Dari anak-anaklah didikan yang alkitabiah harus diterapkan.
Ø    Sekolah Tinggi Agama Kristen, teruslah menjadi sarana yang memperlengkapi hamba-hamba Tuhan yang memiliki panggilan pelayanan yang melanjutkan pengajaran yang benar yang Tuhan sudah ajarkan didalam Alkitab
Ø    Media, siapapun yang tutut andil dalam media penginjilan dan sebagainya hendaklah memenuhi kebutuhan generasi ke generasi yang ingin mengerti ajaran didikan yang alkitabiah dalam semua bidang.










DAFTAR PUSTAKA


Ismael, Andar. 2010. Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


Kristianto, Paulus Lilik, 2011. Prinsip dan Praktik PAK. Yogjakarta: Yayasan ANDI.

Hadinoto, N.K. Atmadja. 2011. Dialog dan Edukasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

GP, Harianto. 2014. Teologi PAK. Surabaya: STT Bethany Surabaya.

Nainggolan, John M. 2009. PAK dalam Masyarakat Majemuk. Bandung: Bina Media Informasi.


[1] Andar Ismael, Ajarlah Mereka Melakukan. (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010). Hlm. 1
[2] Harianto GP, Teologi PAK. (Surabaya: STT Bethany Surabaya,2014). Hlm. 1

[3] http://kbbi.web.id/didik
[4] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik PAK. Yogjakarta: Yayasan ANDI, 2011. Hlm.5
[5] Paulus Lilik Kristianto, Hlm. 9-10
[6] N.K. Atmadja Hadinoto, Dialog dan Edukasi. (Jakarta:BPK Gunung Mulia), 2011. Hlm.1
[7] John M. Nainggolan, PAK dalam Masyarakat Majemuk. (Bandung: Bina Media Informasi, 2009). Hlm. 64

Selasa, 01 September 2015

Tindakan yang Mengalahkan Kekuatiran (Markus 10:26-52)


Markus 10:46-52

"Tindakan yang Mengalahkan Keterbatasan"

Banyak hal yang menghambat kita untuk dapat hidup mengalami keberkatan Tuhan. Terkadang kita bukan mencari kepada sumber pemberi berkat, melainkan kita mencari berkat dalam gereja. hal inilah yang mempengaruhi menghambat kekristenan kita untuk bertumbuh. Ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dari Bartimeus.
Yesus menyembuhkan Bartimeus
10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret,  mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" 10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan  engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.


I.                   Berseruh dengan Tidak Putus Asa

Keterbatasan fisik tidak membuat Bartimeus putus asa dalam mersponi kedatangan Tuhan waktu itu. Bartimeus tidak menggunakan mata untuk melihat Yesus, dia menggunakan telinga untuk mendengar seruan orang banyak yang datang kepada Yesus pada waktu itu. Tidak putus asa, melainkan semakin terus dia berseruh “anak Daud kasihanilah” seruan yang memberikan sebuah gambaran bahwwa Bartimeus tahu tentang Yesus dalam garus keturunan. Ada tafsiran lain mengatakan bahwa Bartimeus mungkin punya persekutuan dengan Tuhan lewat hatinya. Yang memungkinkan dia berseruh “anak Daud”. Ia tidak melihat manusia yang banyak yang menyuruh berhenti berteriak, melainkan ia semakin keras kata Alkitab. Inilah sikap yang merebut perhatian Yesus pada waktu itu. Yang luar biasanya lagi adalah dia meminta apa yang dibutuhkan.

            Terkadang kita ada dalam posisi yang sebaliknya. Kita lebih takut kepada manusia, perkataan manusia dan tindakan manusia. Iman kita terkadang bergantung pada situasi dan kondisi yang ada disekitar kita. Sehingga membuat kita mengalami keputusasaan. Karena doa yang tidak bisa terjawab oleh waktu yang kita mau, kita menyerah dan putus asa serta bahkan meninggalkan Tuhan.

II.                Menanggalkan Jubahnya

“menanggalkan Jubah” sebuah symbol yang memberikan gambaran bahwa Bartimeus tidak lagi focus kepada kebiasaan lama, status yang lama. Dalam sebuah tafsiran lain mengatakan bahwa, jika suatu saat jubah/bajunya tertinggal orang pasti ingat bahwa itu punya Bartimeus, karena baju merupakan salah satu status atau simbolisasi pengenalan orang kepadanya. Namun berbeda ketika dia berjumpah dengan Tuhan, dan meresponi kehadiran Tuhan. Kata Alkitab ia menanggalkan jubahnya sebuah sikap yang luar biasa yang Bartimeus ambil untuk menyatakan bahwa ia meninggalkan kebiasaannya yang lama dan profesinya sebagai seorang pengemis yang buta.

            Terkadang kita sedang berada dalam posisi yang masih menggunakan manusia lama, kalau bartimeus “symbol profesi” kepada kita “symbol karakter” yang masih kita bawah-bawah. Menjadi Kristen memanglah mudah dan terlalu gampang tetapi mengikut Kristus itu mahal. Anugerah itu gratis, namun bukan murahan. Terkadang kita berbangga dengan status Kristen, tetapi kita lupa syarat mengikut Tuhan. Lewat kisah Bartimeus kita belajar untuk punya komitmen memperbaharui nila-nilai kekristenan kita dengan menjadi manusia baru, manusia yang siap bertumbuh dan menghasilkan buah. Karena kata Tuhan, diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak dapat berbuah. Salah satu ciri seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hidupnya berubah tidak lagi manusia yang lama, tidak lagi hidup di dalam dosa dan memiliki perbuatan baik.

III.             Mengikut Yesus

Bartimeus tidak lupa diri, tidak terbuai dengan mujizat, tidak hilang focus pada kesembuhan yang ia terima dari Tuhan. Namun sebaliknya ia mengikut Tuhan. Bisa saja dia pergi meninggalak Yesus karena desakan orang banyak yang berbondong-bondong pada waktu itu, bisa saja dia bertemu dengan ayahnya Timeus yang Alkitab catat sebagai salah satu pribadi yang terdekat dengan Bartimeus. Namun sekali lagi tidak! Ia memilih mengikut Tuhan. Sebuah apresiasi yang Penulis cantumkan bahwa ending dari kisah perjumpaan Bartimeus dengan Tuhan adalah ia mau ikut Tuhan bukan Yesus yang memanggil, karena Yesus pun berkata kepadanya, pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau, namun ia memilih ikut Tuhan.

Akhir dari semua keberhasilan dan jawaban doa serta semua pertolongan Tuhan adalah, “mengikut Tuhan” ikut Tuhan dan tetap setia mengiring dia adalah kerinduan Tuhan. Kadang kita terbuai dengan berkat, mujizat dan lupa dengan komitmen akhir mengikut Tuhan.


Semua yang kita lakukan, semua yang kita nikmati harus berakhir pada tingkat ini. Ikut Yesus itu keputusan kita.