BAB I
Pendidikan sudah menjadi bagian dari hidup dan
panggilan gereja sejak awal, namun sebuah ilmu atau disiplin ilmiah Pendidikan
Agama Kristen (PAK) baru diperkenalkan kepada gereja-gereja di Indonesia pada
tahun 1955.[1]
Bagi orang Yahudi Pendidikan adalah segala-galanya (orang-orang pandai di dunia,
banyak orang Yahudi). Pendidikan adalah perintah Allah untuk seseorang. [2] Tiga
prinsip utama dalam Pendidikan Agama Kristen yaitu meningkatkan pengetahuan
akan firman Allah, memampukan peserta didik menyatakan keberadaan dirinya dalam
hidup sehari-hari, serta memampukan mereka untuk dapat hidup bersama dengan
orang-orang yang ada disekitarnya.
Pendidikan Agama Kristen memiliki peran yang amat
penting dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan Agama Kristen menjadi pemandu
dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna. Menyadari peran
Pendidikan Agama Kristen amat penting bagi kehidupan manusia maka tujuan
penulisan tentang PAK maka pendidikan yang baik dimulai dari keluarga dan
sampai dalam kehidupan dengan lingkungan
dimana seseorang mulai bersosialisasi dan berikut secara keseluruhannya
seberapa besar pengaruh PAK dan hasil dari pengaruh PAK itu sendiri pada BAB
seterusnya.
BAB
II
LANDASAN TEORI
Pendidikan proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.[3]
Untuk memberi gambaran tentang PAK,
berikut ini diuraikan beberapa pandangan tokoh dan lembaga gereja.
Hieronimus (345-420),
PAK adalah pendidikan yang tujuannya
mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan (Mat. 5:48).
Agustinus (345-430),
PAK adalah pendidikan yang bertujuan
mengajar orang supaya “melihat Allah” dan “hidup bahagia”. Dalam pendidikan ini
para pelajar sudah diajar secara lengkap dari ayat pertama kitab Kejadian.
Pelajaran Alkitab difokuskan pada perbuatan Allah .
Martin Luther (1483-1548),
PAK adalah pendidikan yang
melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari
dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di
samping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang
berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa
kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara
serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.
C.L.J Sherrill (1892-1957),
PAK adalah pendidikan yang bertujuan
memperkenalkan Alkitab kepada pelajar, sehingga mereka siap menjumpai dan
menjawab Allah, memperlancar komunikasi secara mendalam antar peribadi tentang
keprihatinan insan serta mempertajam kemampuan menerima fakta bahwa mereka
dikuasai kekuatan dan kasih Allah yang memperbaiki, menebus dan menciptakan
kembali.
Kesimpulannya PAK yang alkitabiah
harus mendasarkan diri kepada Alkitab sebagai firman Allah dan menjadikan
Kristus pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu mendewasakan
murid.[4]
Alkitab menguraikan pendidikan PL dan PB. PAK
mendasarkan pengajarannya pada seluruh Alkitab termasuk PL. Pendidikan agama
dalam PL tidak terlepas dari Pendidikan Yahudi. Pendidikan Agama dalam PL dapat
dogolongkan dalam dua bagian besar dengan batas “pembuangan Israel ke Babel”.
Pendidikan agama dalam PL dimulai dari perpindahan
Abraham dari daerah sekitar Efrat dan Tigris menuju Kanaan. Allah berjanji
kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi besar.(Kejadian 12:2-3). Umat
Yahudi pada umumnya dan setiap keluarga pada khususnya ditugaskan untuk
menyampaikan kekayaan iman bangsa pilihan Allah ini kepada generasi baru. Pusat
Pendidikan agama terletak pada keluarga, terutama ayah yang bertanggung jawab dalam
pendidikan agama kepada keluarganya (Ulangan 6:4-9).
Sebagai bangsa pilihan, orang Israel harus mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Perintah ini harus diajarkan
berulang-ulang dari generasi ke generasi. Hal ini sudah diperintahkan dan
menjadi tanggung jawab ayah untuk mengajarkan kepada anak-anaknya.
Pengajaran agama dalam PL berpusat kepada Hukum
Allah dan Kurban melalui system Imamat. Allah telah memberikan sepuluh hukum
kepada umat Israel (Kel. 20:1-17) dan perintah untuk mengasihi-Nya (Ul 6:4-9).
Selain itu Allah juga memberikan peraturan-peraturan mengatur tata ibadah dan
hubungan sosial. Umat Israel harus melaksanakan hukum-hukum dan
peraturan-peraturan.
Semua yang terdapat dalam taurat dan sistem imamat
dalam PL merupakan bayang-bayang dari karya Kristus dan karena-Nya.
Sesungguhnya PL mengajar umat Allah untuk bersandar pada takhta anugerah Allah
melalui sistem kurban. Melalui hukum-hukum yang diberikan Allah, umat Allah
disadarkan bahwa mereka sebagai orang berdosa memerlukan pengampunan dari Allah
JuruselamatNya. Jelaslah bahwa pengajaran agama dalam PL sebenarnya menyiapkan
umat Israel untuk menyambut kedatangan Sang Mesias.
Allah sendiri bertindak sebagai pemrakarsa dan
pengajar utama pendidikan agama dalam PL (Hosea 11:1,3,4). Dalam mengajar
umatNya, Allah sering menggunakan 4 golongan pemimpin orang Israel, yaitu para
imam (Bilangan 3), para nabi (Yunus, Mikha dan sebagainya), Kaum Bijaksana (Ams. 1-2, 6:11), dan Kaum Penyair (Mazmur).
Disamping empat golongan tersebut, pengajaran dalam keluarga dijalankan kepala
keluarga yaitu suami kepada istri atau orang tua kepada anak-anak. Anak
laki-laki Yahudi sendangkan anak perempuan mendapat pengajaran ayah mereka.
II.2.3
Metode
Kepala keluarga (suami atau ayah) bertanggung jawab
mengajar pendidikan agama kepada keluarganya. Metode pengajaran yang digunakan
adalah menghafal (UL. 6:4-9; Ams. 22:6; Maz.119:11,105) bercerita kepada kaum
muda tentang peristiwa-peristiwa yang bermagna (Yos. 4:6-7; Kel. 12:24-27).
Sekolah-sekolah formal Yahudi menggunakan metode hafalan. Anak laki-laki
berumur 6 tahun sudah mempelajari huruf-huruf Ibrani dan pada umur 10 tahun
sudah diharapkan mampu membaca PL dalam bahasa Ibrani.
Pendidikan Agama dalam PB tidak terlepas dari
Pendidikan Agama dalam PL. Tema pokok pengajaran PL dan PB adalah karya
penyelamatan manusia oleh Allah. Dalam PL karya tersebut dinyatakan dalam
pengajaran hukum-hukum Allah dan Kurban (yang sesungguhnya merupakan bayang-bayang
dari penyelamatan manusia oleh Allah dalam Yesus Kristus). Dalam PB dinyatakan
dalam pribadi Kristus, Tuhan dan Juruselamat. Dengan demikian Pendidikan Agama
dalam PL mempunyai pusat pengajaran pada satu pribadi, yaitu Kristus.
Tuhan Yesus Kristus layak disebut Guru
Agung karena pengajaranNya disertai Mujizat. Meskipun diakui ajaran moral
(Matius 5-7) dan hubungan antar-sesama yang menekankan kasih (Matius 22:37-40)
merupakan ajaran luar biasa dan tiada bandingnya, inti pengajaran-Nya berpusat
pada diriNya sendiri.
Selama pelayanan-Nya di dunia ini, Tuhan
Yesus Kristus memberi teladan dalam metode pengajaran-Nya untuk membangun
kontak dengan pendengar, terutama muridNya. Metode-metode tersebut ialah:
a.
Menenangkan
Perhatian
Ø Menggunakan
Mata (Yoh. 1:38)
Ø Mengundang
pembicaraan (Yoh 4:7-10)
Ø Menanyatakan
pertanyaan (Mat. 16:13)
Ø Mengundang
Persahabatan (Mrk.1:17)
Ø Memanggil
NamaNya (Yoh 1:42)
Ø Menggunakan
kata-kata menarik perhatian (Mrk.4:3; Luk. 19:17,31;22:10;Yoh. 3:3,5).
b.
Menggunakan
Pertanyaan-pertanyaan
Ø Sebagai
simulasi perhatian (Mat. 16:13)
Ø Menekankan
Kebenaran (Luk. 10:36)
Ø Menegur
(Mat. 21:25-27)
Ø Menyakinkan
(Mrk 2:25)
Ø Menguji
(Yoh 21:15-17)
Ø Menjernihkan
Pikiran (Mrk. 10:3)
Ø Mengungkapakan
Emosi (Mat. 12:34)
c.
Menggunakan
Ilustrasi dan Cerita
Ø Memunculkan
Perhatian (Luk. 8:4-9)
Ø Menjelaskan
suatu prinsip/ajaran (Luk.10:30-35)
Ø Masuk
ke dalam pengajaran (Luk. 15)
Ø Menerapkan
Kebenaran (Luk 6:47-49)
d.
Menggunakan
Ceramah atau Khotbah
Ø Khotbah
di bukit (Mat. 5-7)
Ø Pengajaran
di Bukit Zaitun ( Mat. 24,25)
Ø Pengajaran
di ruang atas (Yoh 14-16)
e.
Menggunakan
Benda Atau Objek
Ø Burung,
bunga, rumput (Mat.6:25-31)
Ø Anak
Kecil (Mat. 18:1-6)
Ø Pohon
buah yang kering (Mat. 13-17)
Ø Uang
Koin (Mrk. 12:13-17)
Ø Janda
yang member persembahan (Mrk. 12.41-44)
Ø Ladang
yang menguning (Yoh 4:35-39)
Ø Pohon
Anggur dan Rantingnya (Yoh. 15:1-8)
Ø Mujizat
(Yoh. 5:36)
f. Menggunakan Model
Ø Model
mengajar yang bersasaran (Kasus Nikodemus)
Ø Model
untuk murid-muridNya bagaiaman berdoa [5]
PENGARUH PAK MASA KINI
Manusia
yang hidup sekarang dengan heran menyaksikan munculnya berbagai ideology,
kultur dan agama-agama baru.[6] Sebagaimana
degan perkembangan dunia yang ada saat ini, maka PAK hadir dan memiliki peran
yang penting dalam setiap perkembangan yang ada bahkan berpengaruh sampai pada
generasi ke generasi berikutnya. Ada beberapa hal yang penting untuk kita bisa
melihat seberapa jauh pengaruh PAK dalam keberadaaannya di pada masa kini.
Berikut penjelasannya:
Berkaitan dengan pluralitas masyarakat, maka
Pendidkan Agama Kristen di sekolah harus terus menyumbangkan pembinaan agar
pluralitas tersebut tetap sebagai potensi yang bias memungkinkan masyarakat
hidup berdampingan secara damai. Kehadiran PAK di sekolah harus secara sungguh-sungguh
turut menyumbangkan perannya dalam membentuk peserta didik siap dan mampu
menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada
dengan tetap setia pada imannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal
ini.
a.
PAK
bukan untuk Mengajarkan Suatu Doktrin Gereja
Keberadaan siswa disekolah berasa; dari berbagai
organisasi dan aliran gereja. Hal tersebut adalah kenyataaan yang harus
diterima dan diakui oelh setiap guru PAK.
b.
Bukan Pos Pelayanan Gereja
Guru PAK harus menyadari bahwa ia ditempatkan bukan
atas nama gereja dan bukan membawa peserta didik masuk dalam anggota gerejanya.
Guru PAK harus menjunjung tinggi, menghormati dan menghargai keanekaragaman
gereja peserta didik dan mendorong mereka menjadi warga gereja yang baik dimana
mereka menjadi anggota gereja.[7]
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan
peran PAK. Metode yang bersudut dua. Ada sudut teori dan ada sudut praktek.
Baik dapat dilakukan dalam keluarga, gereja sebagai warga gereja maupun
lingkungan dimana seseorang bekerja.
Pengaruh PAK dimulai dari keluarga. Keluarga sebagai
kelompok sosial mempunyai tugas menyiapkan anggotanya untuk dapat berhubungan
sosial dengan lingkungan diluarnya. Dalam keluarga harus melakukan penerusan
nilai-nilai yang Alkitabiah bagi anggota keluarganya sehingga dengan sendirinya
gaya hidup nilai-nilai kekristenan bertumbuh dengan sendirinya dan akan
bergantung juga kepada tugas dan tanggung jawab gereja dalam membina warga gerejanya
dalam mengembangkan ajaran-ajaran pendidikan Kristen yang sudah dimulai dari
keluarga. Pendidikan Agama Kriten tidak akan berpengaruh tanpa pendidik dan
peserta didik. Jika Pendidikan Agama Kristen. Pendidik harus mengerti tentang
apa itu Pak dan peranannya serta peserta didik dapat mengerti dan melakukannya
sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah.
Ada beberapa hal yang penting dalam melihat seberapa
besar pengaruh PAK sampai saat ini. Berikut penjelasannya,
a.
Kehadiran
Gereja
Pengajaran
memang tidak dititikberatkan pada hanya salah satu tugas panggilan gereja
(bersekutu, bersaksi dan melayani), sebab berbicara mengenai pengajaran
sebenarnya mencakup ketiga tugas panggilan gereja tersebut. Setiap tugas
panggilan gereja sesungguhnya haruslah mengandung unsur pengajaran.
b.
Kehadiran
Sekolah-Sekolah Kristen
Dengan kehadiran sekolah-sekolah Kristen yang
dinaungi gereja-gereja yang ada menjadi salah satu bukti kesadaran untuk
menerapkan prinsip-prinsip kekristenan yang alkitabiah lewat kurikulum pengajarannya.
c.
Kehadiran
Sekolah Tinggi Kristen
Dengan kehadiran sekolah tinggi Kristen lebih
menyatakan bahwa sarana melengkapi generasi-generasi yang memiliki Visi yang
sama untuk sama-sama mengembangkan PAK pada generasi ke generasi.
d.
Penginjilan-Penginjilan
lewat Media Elektronik, Media Masa dan Media Cetak
Dan terakhir bukti dari pengaruh PAK yang lebih
nyata lagi adalah media yang hadir sesuai kebutuhan masa saat ini. Yang tidak
mengenal status sosial hadir memenuhi kebutuhan berbagai generasi.
PENUTUP
Dari semua penjelasan tentang pengaruh PAK masa kini
diatas bahwa dapat disimpulkan Pendidikan Agama Kristen berdasar kepada apa
yang tertulis didalam Alkitab sehingga kita memiliki dasar dalam pengetahuan
Pendidikan Agama Kristen itu sendiri. Menyadari akan dasar pengajaran
Pendidikan Agama Kristen yang bersadar kepada Alkitab dengan bukti sejarah yang
sudah Alkitab tuliskan bahwa PAK harus diajarkan sesuai dengan aturan-aturan
Alkitab.melihat waktu yang terus berputar bahwa kebutuhan generasi ke generasi
berbeda maka pengajaran dan metode yang dipakai harus berdasarkan dengan
kebutuhan saat ini.
Pentingnya PAK yang dimulai dari keluarga sampai
kepada lingkungan dimana seseorang berada dalam kesehariannya. Keberhasilan
dari pengaruh PAK kita bisa temukan saat ini di lingkungan dimana kita tinggal.
Antara lain, perkembagan kemajuan gereja-gereja, perkembangan sekolah-sekolah
Kristen, hadirnya sekolah tinggi agama Kristen dan bahkan metode-metode dan
sarana-sarana pendinjilan lewat media yang semakin modern orang dengan muda
dapat mengakses berita lewat media sosial yang sangat muda. Keberhasilan ini
tidak hanya berhenti disini saja, kita bisa melihat tantangan yang dihadapi
gereja, sekolah maupun istitusi yang terkait menemukan masalah yang tidak
mudah. Namun seiring berjalannya waktu Tuhan memakai banyak cara untuk
menggenapi firmanNya tentang pendidikan itu sendiri.
Ø Kepada
keluarga-keluarga Kristen, haruslah menyadari bahwa amanat paling penting
tentang PAK adalah keluarga. Dimulai dari keluragalah PAK itu diamanatkan
kepada anggota keluarga.
Ø Gereja-Gereja,
Teruslah mengerjakan tanggung jawab gereja dalam mendidik anggota jemaatnya
mengerti prinsip-prinsip kekeristenan yang bertumbuh dewasa dan berbuah.
Ø Sekolah-Sekolah
Kristen, teruslah mendidik anak-anak yang takut akan Tuhan dari generasi ke
generasi. Dari anak-anaklah didikan yang alkitabiah harus diterapkan.
Ø Sekolah
Tinggi Agama Kristen, teruslah menjadi sarana yang memperlengkapi hamba-hamba
Tuhan yang memiliki panggilan pelayanan yang melanjutkan pengajaran yang benar
yang Tuhan sudah ajarkan didalam Alkitab
Ø Media,
siapapun yang tutut andil dalam media penginjilan dan sebagainya hendaklah
memenuhi kebutuhan generasi ke generasi yang ingin mengerti ajaran didikan yang
alkitabiah dalam semua bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Ismael, Andar. 2010.
Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kristianto,
Paulus Lilik, 2011. Prinsip dan Praktik
PAK. Yogjakarta: Yayasan ANDI.
Hadinoto,
N.K. Atmadja. 2011. Dialog dan Edukasi.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
GP, Harianto. 2014.
Teologi PAK. Surabaya: STT Bethany Surabaya.
Nainggolan, John M.
2009. PAK dalam Masyarakat Majemuk. Bandung: Bina Media Informasi.
[1]
Andar Ismael, Ajarlah Mereka Melakukan. (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010). Hlm.
1
[2]
Harianto GP, Teologi PAK. (Surabaya: STT Bethany Surabaya,2014). Hlm. 1
[3]
http://kbbi.web.id/didik
[4]
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan
Praktik PAK. Yogjakarta: Yayasan ANDI, 2011. Hlm.5
[5]
Paulus Lilik Kristianto, Hlm. 9-10
[6]
N.K. Atmadja Hadinoto, Dialog dan Edukasi.
(Jakarta:BPK Gunung Mulia), 2011. Hlm.1
[7]
John M. Nainggolan, PAK dalam Masyarakat
Majemuk. (Bandung: Bina Media Informasi, 2009). Hlm. 64